Ini merupakan event regional pertama saya selama menjadi
mahasiswa. Student Interfaith Peacemaker Camp yang diadakan oleh Young
Interfaith Peacemaker Camp (YIPC) dan bekerja sama dengan Indonesian Consortium
Religious Studies (IRCS) kampus UGM, UIN Yogyakarta, dan UKDW. Event ini
merupakan event perdamaian yang mengenalkan 12 core values yaitu : Mengenal dan
menerima diri, menghindari prasangka, indahnya keberagaman, resolusi konflik,
damai tanpa kekerasan, meminta dan memberi maaf, dan interfaith dialog Islam –
Kristen.
Disini saya banyak belajar dan berdiskusi. Tak luput pula games-games
yang membuat kita semakin mengerti dengan materi yang diberikan. Peserta hanya
dibatasi 30 agar kita semakin fokus dalam menerima materi. Kita membaur antara
umat muslim dan kristiani dan kita membuktikan bahwa keberagaman agama bukan
menjadi penghalang untuk saling berdamai.
Tiga hari berlalu dirasa sangat cepat. Saya masih ingin
berdiskusi dengan mereka dan melihat canda tawa mereka. Tetapi waktu memang
memisahkan kita. Hingga tak terasa kegiatan ini akan diadakan lagi pada tahun
2016. Student Interfaith Peacemaker Camp 2016.
Dalam event ini saya bertemu dari berbagai mahasiswa yang
memiliki latar belakang berbeda. Satu hal yang membuat takjub adalah saya
bertemu dengan salah satu Founder Indonesian Youth Dream. Saya sempat diskusi
dan bertukar ilmu dengan nya. Begitu menginspirasi hingga tak terasa kala itu
waktu semakin malam. Ya itulah ketika bertemu dengan seseorang yang begitu luar
biasa, raga tak ingin berpindah dan tak merasakan lelah.
Setiap kegiatan tentu memiliki manfaat. Manfaat itu akan
dirasakan ketika kita menjemputnya. Menjaring relasi, berbagi pengalaman, dan
menambah wawasan merupakan satu hal yang penting. Dalam event ini saya belajar
bagaimana menjadi orang yang selalu damai. Setiap manusia merupakan agent
perdamaian. Tak terkecuali rakyat, penguasa, polisi, bahkan tentara. Tak
memandang harta dan jabatan, perdamaian harus ditegakkan.
Satu quotes untuk pembaca, “Agama tanpa perdamaian binasa,
perdamaian tanpa agama hampa”. Tak ada gunanya kita beragama tetapi tidak cinta
damai. Kita akan merasa hampa ketika perdamaian tanpa adanya nilai-nilai
ketuhanan dalam agama.
Sesi pembagian buku bersama delegasi dan Bang Riston