Cinta yang berkelas
Cinta berkelas itu, rela menunggu
hingga waktunya tiba, tiba saatnya untuk mencintai seseorang yang berkelas
Cinta berkelas itu, bukan
menuntut keadaan pasangan sempurna, tetapi keduanya harus saling mengisi
kekurangan, ingat manusia tidak ada yang sempurna
Cinta berkelas itu, berani datang
ke rumah kemudian melamar, bukan dengan rayuan maut yang dilayangkan yang
berisikan kalimat-kalimat palsu
Cinta berkelas itu, cinta yang
mendekatkan seseorang kepada Tuhan, bukan malah menjadi jauh dengan Tuhan
Cinta berkelas itu, rela dan
menerima apa adanya, bukan menerima ada apanya
Cinta berkelas itu, seperti
bagian tubuh, ketika salah satu anggota tubuh merasakan sakit, tubuh yang lain
pun ikut merasakan
Cinta berkelas itu, bisa menjadi
partner yang baik, tentunya partner dalam menjalani hidup hingga akhir hayat
Cinta berkelas itu, layaknya
sepasang sepatu, yang selalu melangkah beriringan
Cinta berkelas itu, mengawali
hubungan yang benar ibarat menanam sesuatu yang baik, maka hubungan yang dihasilkan
akan baik
Cinta berkelas itu, bukan yang
tidak pernah ada konflik, justru konflik menjadi bumbu dalam percintaan
layaknya asin, pahit, dan manis
Cinta berkelas itu, memiliki visi
yang sama untuk menatap kehidupan ke depannya, ibarat berjalan dalam satu jalan
yang sempit yang hanya bisa dilewati dengan satu motor, jika ada dua motor yang
digunakan maka salah satu harus ditinggalkan
Cinta berkelas itu, dua insan
yang sudah mengikat janji suci sehidup semati, dengan resiko apapun akan selalu
bersama hingga maut menjemput
Tidak ada komentar:
Posting Komentar