AKU
Berapa
kali aku berjalan, berapa kali aku terbangun dan jatuh akibat banyaknya
hambatan yang ada di depan?
Melihat
ke belakang, oh ya aku menyadari bahwa aku tidak dapat melakukan apapun untuk
mengubah sesuatu yang sudah terjadi.
Aku sadar
bahwa aku harus terus berjalan, karena aku tidak tau, maut akan menjemput di
persimpangan yang mana, jalan yang mana, serta dalam kondisi apa.
Bisa
jadi hidup ini adalah sebuah permainan dan sandiwara? Ah tidak menurutku, hidup
ini adalah bagaimana cara kita bersyukur atas apa yang diberikan Allah serta
mencapai kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun akhirat kelak.
Angin
yang berhembus kencang hingga membuat mu sesak, tetapi ingat, kita harus terus
berjalan, karena kita tak akan berhenti hanya karena masalah kecil yang sepele.
Melangkah
membutuhkan tenaga, biaya, serta persiapan yang banyak, agar kita tidak
kehabisan bekal nantinya di jalan berikutnya.
Aku tau,
untuk istiqomah berada di jalan yang lurus sangatlah sulit, layaknya menentukan
satu jalan di banyak persimpangan yang semuanya itu memberikan kebahagiaan.
Resiko,
itu yang harus diambil ketika kita menetapkan sebuah prinsip, dan jangan
hiraukan orang lain berkata apa, kita harus belajar banyak pada kisah Luqmanul
Hakim dengan anaknya.
Aku lah
yang tau akan diri aku sendiri, orang lain hanyalah melihat dari sudut pandang
mereka, sudut pandang yang sempit dan terkadang menyesatkan.
Memang
kita sesekali membutuhkan saran, karena saran itu teramat penting jika kita
mengalami kebingungan, tetapi ingat bahwa yang tau akan diri aku sendiri ya aku.
Jadilah
diri sendiri, jadilah pribadi yang siap melawan keganasan dunia yang selalu berubah, berbaiklah kepada
orang lain, serta berbahagia lah bahwa Allah telah memberikan segenggam nyawa
untuk kita, agar kita bisa menikmati keindahan alam yang Allah berikan, karena
sejatinya hidup itu hanya satu kali, dan yang pasti kita tak akan bisa
menemukan keindahan ini lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar