Mengambil Hikmah dari Seekor Burung
Allah SWT, Maha Pencipta
Segala dan yang Menguasai Segala alam raya. Ketika Allah menciptakan segala
sesuatu yang ada di jagat raya, kita tidak akan pernah menemukan sesuatu yang
sia-sia dalam penciptaannya. Semua tersimpan hikmah dan pembelajaran bagi orang
yang mau berfikir. Salah satunya adalah, Allah menciptakan hewan yang memiliki
sayap yang bisa terbang bebas, kemanapun perginya tidak ada yang menghalanginya,
yaitu burung.
Ketika kita pergi ke
sawah, kemudian kita melihat padi-padi yang sudah mulai menguning dan siap untuk
di panen, kalian akan melihat bahwa petani memasang alat untuk mengusir burung
seperti lonceng. Kenapa lonceng ini dibuat? Karena burung-burung tadi akan
memakan padi yang ada di sawah. Burung-burung ini terkadang bergerombol, kadang
hanya sendiri, dan mereka sudah mengintai padi-padi yang mulai menguning.
Disini saya mengambil
satu pelajaran penting, ternyata burung itu sedang berusaha, berusaha apa?
berusaha untuk mencari makan. Burung itu datang ke ladang sawah untuk memakan
padi yang ada, kemudian ketika burung sudah merasa kenyang maka mereka pergi.
Burung tadi tidak menunggu di sarangnya dan menunggu keajaiban. Burung tadi
berusaha dengan mengepakkan sayap nya, terbang kesana kemari untuk mencari
makanan. Mereka berani keluar dan mencari, bahkan ketika ada mangsa yang
mengintai, mereka tidak takut untuk keluar. Mereka juga tidak membawa makanan
untuk hari esok, karena burung tadi merasa, belum tentu besok masih bisa hidup.
Maka dari itu burung tadi makan hanya secukupnya, tidak berlebihan.
Dari penjelasan diatas,
saya merasa malu dan geram ketika ada manusia yang hanya diam di rumah, tidak
keluar mencari rezeki karena manusia ini menganggap bahwa rezeki sudah diatur
oleh Allah SWT. Ini sama saja mencari pembenaran dalam kemalasan. Manusia yang
hanya beribadah saja tanpa ada usaha untuk mencari nafkah, sama saja mendzolimi
diri sendiri. Burung saja berani keluar untuk meninggalkan sarang hanya untuk
apa? Untuk makan, untuk mencari rezeki. Apakah burung ini tidak tahu kalo
hidupnya di jamin Allah? Burung itu tahu, tetapi apa? Kita juga harus
mencarinya, karena pada dasarnya Allah sudah menebarkan rezeki yang ada di
dunia, tinggal kitanya seperti apa, apakah mau mengambilnya atau tidak. Burung
saja yang tidak memiliki akal tau akan hal itu, maka seharusnya manusia lebih paham
dan lebih mengerti.
Memang Allah sudah
mengatur rezeki kita pada saat kita berada dikandungan ibu kita dalam 4 bulan.
Tetapi, disini Allah memberikan kita akal untuk berfikir dan tenaga untuk
bekerja. Bukan karena rezeki kita diatur justru kita menjadi malas dengan
melakukan pembenaran bahwa kita hanya berdoa saja dan menunggu dirumah serta
mengatakan “kalo rezeki akan datang kok”. Itu salah dan tidak benar. Justru rezeki
itu harus dijemput, seperti burung yang mencari makanan, bukan makanan yang
datang sendiri ke burungnya, justru burungnya pergi meninggalkan sarang untuk
mencari makanan. Rezeki itu akan datang ketika seseorang berusaha dengan sekuat
tenaga, maka bayaran yang setimpal adalah rezeki yang didapatkan.
Sudah sepatutnya kita
belajar dari burung. Kalo kita mau berfikir, maka kita akan menemukan hikmah
yang teramat dalam. Manusia yang derajatnya lebih tinggi karena diberikan akal
dan perasaan, sepatutnya dapat merenung dan mencontoh dari hewan yang memiliki
sayap ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar