Atheis = Orang Yang
Berfikir
Atheis,
mungkin kita sudah sering mendengar kalimat ini, sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat pada umumnya. Atheis bisa dikatakan adalah seseorang yang tidak
percaya dengan adanya Tuhan, atau menyebutkan dirinya sebagai orang yang tidak
memiliki agama. Mereka yang merasakan seperti ini adalah orang-orang yang tidak
menemukan jawaban yang logis dari agama mereka, atau karena kecanggihan ilmu
dan teknologi, atau bisa juga orang yang memang menobatkan dirinya ingin tidak
memiliki agama, karena menurut mereka agama itu menjadi sebuah penghambat dalam
hidupnya. Sesuai dengan perkataan Karl Max bahwa agama itu adalah candu bagi
masyarakat, maka agama menurut Dia, khususnya orang-orang yang memiliki
ideology yang sama akan mengatakan agama itu sesuatu yang negative, agama itu
menghambat, agama tidak memberikan gerak bebas untuk manusia, dan agama ini
bisa menjadi sebuah candu yang luar biasa, mana kala agama menerangkan bahwa
adanya surga dan neraka, dengan gambaran surga itu hal yang baik dan sesuatu
yang menyenangkan sedangkan neraka adalah hal yang buruk dan sesuatu yang
sangat tidak enak untuk ditinggali.
Mengapa saya
mengatakan bahwa atheis adalah orang yang berfikir?? Saya melihat video yang
saya download dari youtube, dengan judul “Satu jam bersama dengan Ustad Felix
Siauw” dalam sebuah stasiun televise, dalam video tersebut bercerita tentang
bagaimana perjuangan beliau dalam masuk Islam hingga akhirnya beliau menjadi
seorang pendakwah luar biasa, dan yang paling mencengangkan dari beliau adalah
seorang dari keturunan tionghoa, yang dulunya menganut agama katolik. Beliau
bercerita bahwasanya umur 13 tahun sudah menjadi atheis dengan alasan bahwa
agama katolik itu menurutnya tidak masuk akal, bahkan beliau mencari dan
bertanya-tanya dengan seorang yang dikiranya pintar dalam hal tersebut, tetapi
tidak ada satu jawaban pun yang memuaskan. Dan akhirnya beliau menemukan Islam
pada saat beliau menempuh di bangku kuliah dengan berdebat panjang dengan
seorang ustad yang akhirnya bisa mengetuk hati beliau untuk menerima Islam.
Dengan fakta
yang riil tersebut, bahwasanya orang atheis ini adalah orang yang berfikir,
orang yang mau mencari tahu akan hakikat hidupnya, merasa tidak puas dengan
memahami agama yang hanya menggunakan hati dengan mennghilangkan unsur
akal/logika. Kita sebagai Islam yang notabene keturunan, biasanya lebih rapuh
dalam keislamannya, mengapa??? Karena kita hanya mengikuti agama dari kedua
orang tua kita, jadi kita hanya bisa menerima dan melakukan apa yang diperintah
oleh kedua orang tua kita saja, tanpa memikirkan dengan logika dan tidak ada
pertanyaan dalam diri “Mengapa kita melakukan seperti ini”. Orang atheis ini
adalah orang yang sudah setengah dalam mengucapkan kalimat syahadat dalam
Islam, atau ditulis La Illaha, atau
tidak ada Tuhan. Ketika orang atheis ini menemukan agama kebenaran yaitu Islam,
maka orang atheis ini dalam segi aspek agama nya lebih kuat ketimbang
orang-orang yang menganut Islam hanya keturunan. Seperti ustad Felix yang
berawal dari atheis dan tentu saja dengan perjuangan yang sangat lama untuk
menemukan cahaya Islam. Tetapi tidak berarti bahwa Islam keturunan tidak bisa
melakukan hal yang orang-orang atheis lakukan, tentu saja bisa, asalkan kita
ingin mencari dan mengkaji lebih mendalam akan agama kita, tentu kita pasti
akan menemukan kebenaran, dan memandang bahwa Islam itu benar sesuai hati
nurani dan akal manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar