Sekolah Favorit Bukan
Jaminan Seseorang Sukses
Dalam pikiran saya terbesit sebuah pemikiran bahwa, kita sebagai
manusia haruslah berkualitas, berkualitas dalam jasmani dan rohani. Dalam
jasmani, salah satu bagian terpenting adalah pendidikan yang layak. Pendidikan
disini, terutama di negeri saya Indonesia,memiliki tahapan dari TK hingga
Universitas, itu tahapan pada umumnya. Salah satu penilaian kita pada umumnya
adalah, mencari sekolah yang mampu mengeluarkan lulusan terbaiknya. Ini sudah
menjadi hal yang lumrah, ketika ada istilah “sekolah favorit” karena memang di
dalam nya terdapat manusia-manusia yang cerdas yang memiliki kemampuan otak di
atas rata-rata. Sekolah favorit ini menjadi salah satu tolak ukur orang tua
kepada anak, bahwasanya kita dituntut untuk dapat masuk dalam sekolah tersebut
dan kemudian dapat bersaing dengan anak-anak pintar lainnya. Lalu bagaimana
jika orang tua terlalu memaksakan anaknya untuk sekolah di “Sekolah Favorit”
sedangkan anak tersebut tidak mampu? Bukan berarti anak tersebut tidak pintar,
bukan berarti anak tersebut bodoh, tetapi tidak selalu “Sekolah Favorit”
memberikan lulusan yang terbaik dan membanggakan, dan tidak selamanya lulusan
dari “Sekolah Favorit” itu bisa menjadi manusia yang sukses.
Saya disini menekankan bahwa, tidak selamanya “Sekolah Favorit” itu
menjadi suatu hal yang harus dibanggakan. Ketika kita tidak termasuk di
dalamnya bukan suatu akhir dari kehidupan. Karena inti dari pendidikan adalah
bagaimana kita sebagai orang pencari ilmu memanfaatkan segala sesuatu yang ada,
membentuk pemikiran dan logika kita, dan menjadi dewasa akan ilmu yang kita
miliki. Jadi sebenarnya sekolah di mana pun, itu ya sama saja tergantung dari
seorang pencari ilmu itu. Ketika dia memang benar-benar maksimal memanfaatkan
segala sesuatu yang ada, pasti dia akan memperoleh hasil yang memuaskan, tetapi
jika sebaliknya, maka akan terpuruk lah dia. Bukan berarti saya memberikan
masukan untuk tidak masuk sekolah yang favorit, bukan seperti itu, tetapi kita
tidak harus bersedih dengan cara yang berlebihan ketika kita tidak dapat masuk
ke dalam “Sekolah Favorit”. Kita tidak boleh melenceng dari tujuan pendidikan
itu sendiri, tidak boleh lepas control dari tujuan mencari ilmu itu sendiri.
Tujuan mencari ilmu yang awalnya baik akan menjadi rusak ketika kita merasa
menyesal, kecewa, dan merasa rendah ketika tidak bisa masuk di “Sekolah
Favorit”.
Sudah sepantasnya kita mengetahui esensi dari mencari ilmu sendiri.
Menurut saya, ilmu itu sangatlah luas dan beragam, dengan kita mencari ilmu
menjadikan diri kita lebih dewasa, lebih mawas diri, dan bijak dalam mengambil
keputusan. Bahkan dalam Islam seseorang yang mencari ilmu, pahala nya seperti
jihad di jalan Allah, Allah pun sangat menjunjung tinggi orang yang berilmu,
bahkan tidak segan-segan Allah memberikan jaminan surga bagi orang yang mau mencari ilmu serta
menerapkan ilmu nya dalam sendi kehidupan. Janganlah patah semangat ketika kita
tidak bisa masuk dalam “Sekolah Favorit” karena inti dari pendidikan bukan
background dari sekolah tersebut, tetapi bagaimana kita dapat memaksimalkan
segala fasilitas yang ada, walaupun kita termasuk bukan di sekolah favorit.
Jadi rubah main set kita untuk memahami bahwa tidak harus ke “Sekolah Favorit”
untuk menjadi sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar