Jangan Menuhankan
Dunia
Terkadang dalam kehidupan,
manusia selalu disibukkan dengan pekerjaan, pekerjaan yang melekat dengan
dirinya, ada yang menjadi polisi, tentara, mahasiswa, guru, dosen dan lain
sebagainya. Bahkan kita disibukkan dengan urusan dunia ketimbang dengan urusan
akhirat. Urusan akhirat selalu dibuat “belakangan”, karena memang pekerjaan
dunia menyibukkan kita dan menyita waktu cukup banyak. Manusia yang hebat
adalah bagaimana dia mengimbangi antara kedua, antara dunia dan akhirat
berjalan selaras. Ketika kita tidak bisa mengimbangi, biasanya akan muncul
perasaan yang mungkin ini memang tidak disadari sebelumnya, yaitu “menuhankan
dunia”.
Menuhankan dunia, seakan-akan
sesuatu yang ada di dunia sangatlah penting dan kita menjadi lupa dengan
akhirat. Menuhankan dunia, bahkan kita rela mati-matian mengejarnya tanpa
diimbangi dengan akhirat. Kita terkadang merasa sangat kehilangan ketika semua
kehidupan yang ada di dunia kita diambil oleh Allah, padahal itu semua hanyalah
titipan, orang barang titipan ya kalo memang yang menitipkan mau ngambil lagi
harusnya ga masalah kan?? Tapi tidak demikian untuk orang yang menuhankan
dunia, rasa dahaga dan selalu haus akan
harta, tahta, dan wanita itu semua tidak akan lepas dari mereka yang
menuhankan dunia. Bahkan mereka rela membunuh orang yang dicintai karena apa??
Demi mengharapkan dunia, padahal ketika
kita tau apa esensi kehidupan dunia, dunia ini ibarat persinggahan sementara
layaknya anda berjalan kemudian anda berhenti sejenak untuk meneduh di pohon
besar, sesuatu yang fana, tidak kekal, dan inkonsisten, toh ya tetap saja
manusia masih tergiur dengan rayuan maut dunia ini.
Jika kita menitikberatkan mencari
kehidupan akhirat dan tidak memikirkan dunia pun juga itu adalah tindakan yang
tidak benar, karena manusia memiliki akal untuk berfikir, dimana kita sekarang
adalah hidup di dunia, maka hiduplah di dunia sewajarnya, carilah sesuatu yang
bermakna di dunia dan berdayakan semua harta untuk menolong sesama tidak untuk
dikonsumsi secara pribadi. Hidup itu harus seimbang, seimbang disini bisa
menjalankan aktivitas dunia dan aktivitas akhirat, janganlah kita menuhankan
dunia, jika kita berbuat demikian, berarti kita memang menitikberatkan hidup
kita dengan dunia, dan sekali lagi, percuma jika kita mengharap dunia kekal,
karena dunia tidak akan pernah kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar