-Muhammad Syah Fibrika Ramadhan-
Satu kalimat yang dilontarkan oleh beliau Mba Ananda Gudban
Anggota DPRD Malang saat saya mengikuti event Malang Leader Summit 2015
kemarin. Inilah realitas yang terjadi di Indonesia. Kita rakyat, bisa apa?
Melihat dagelan mereka para penguasa yang memiliki panggung. Rakyat berkoar,
pejabat tak bergeming. Mereka sibuk dengan pekerjaan nya, rakyat bisa apa? Ya
itulah realitanya.
Banyak penemuan mutakhir yang ditemukan oleh rakyat, para
pejabat hanya mendiamkan. Pejabat akan ribut ketika penemuan rakyat di take
over oleh negeri asing. Awalnya diam saja, pada akhirnya menyesal. Ya
memang penyesalan selalu datang di akhir. Maka jangan salahkan rakyat ketika
hak dan kewajiban mereka tidak dipenuhi oleh para petinggi elite pemerintahan.
Rakyat memiliki ide, tidak memiliki kekuasaan. Bisa apa? Bisa meninggalkan
negara nya dengan bebas. Mencari negeri yang menghargai karya rakyat.
Kejadian ini pun terjadi di pemerintahan terkecil, seperti
kampus. Saya memiliki teman yang mempunyai ide super brilliant. Teman saya ini
merupakan mahasiswa yang aktif di kancah event nasional bahkan internasional.
Dengan segudang pengalaman nya, ia mencoba untuk merubah kampus nya yang
notabene ‘berkembang’. Ia mencoba mencalonkan diri sebagai presiden mahasiswa.
Tapi sayang, ia gagal karena ia tidak memiliki massa. Ide nya yang brilliant
itu terkalahkan oleh massa. Kemudian saya mengatakan kepadanya, “Apa artinya
segudang ide brilliant tanpa segenggam kekuasaan?”. Ya itulah realita saat ini.
Tidak
hanya di elite pemerintahan, tetapi di kampus saya sendiri pun demikian.
Dibutuhkan kekuasaan untuk merubah dunia. Zaman sekarang ini,
ketika pemegang kebijakan berkata tidak, ya tidak. Maka sebagai rakyat selalu
berdoa semoga mendapatkan pemimpin yang amanah, taat kepada perintah agama, dan
peka terhadap rakyatnya.
Kita tidak akan lepas dari peran kekuasaan. Politik lah yang
akan bermain di ranah tersebut. Seseorang yang ingin menguasai suatu tatanan
pemerintahan, diperlukan poilitik yang cerdas. Tidak hanya nilai-nilai
kebenaran untuk merubah dunia, melainkan mereka harus berani terjun di lembah
hitam tersebut. Ya inilah realitas kehidupan saat ini. Memiliki massa terbesar
itulah yang menang. Bisa mengalahkan massa yang besar dengan usaha yang
maksimal tentunya.
Berbicara masalah perubahan tak lepas dengan adanya
kekuasaan. Maka tak heran jika banyak komunitas yang berdiri di tengah-tengah
kita. komunitas itu berdiri karena berawal dari ide. Jika ia tidak memiliki
kekuasaan untuk memerintah -masuk dalam tatanan- maka ia akan mendirikan
komunitas sendiri. Jika ide yang ia miliki mental di organisasi yang ia ikuti,
maka ia akan membuat organisasi sendiri. Ya begitulah adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar