Kamis, 26 Februari 2015

Nikmatnya Ilmu Pengetahuan





Nikmatnya Ilmu Pengetahuan
“Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisa : 113)
           Kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan membusuknya umur.
“Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan Termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS. Hud : 46)
        Sebaliknya, ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat.
“dan Apakah orang yang sudah mati  kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am : 122)
            Kebahagiaan, kedamaian, dan ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain itu, naluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik.
Kebodohan itu sangat membosankan dan menyedihkan. Pasalnya, ia tidak pernah memunculkan hal baru yang lebih menarik dan segar, yang kemarin seperti hari ini, dan yang hari ini pun akan sama dengan yang akan terjadi esok hari.
Bila Anda ingin senantiasa bahagia, tuntutlah ilmu, galilah pengetahuan, dan raihlah pelbagai manfaat, niscaya semua kesedihan, kepedihan dan kecemasan itu akan sirna.
“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaha : 114)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq : 1)
                Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pandaikan ia dalam agama.” (al-Hadits)
          Janganlah seseorang sombong dengan harta atau kedudukannya, kalau memang ia tak memiliki ilmu sedikit pun. Sebab, kehidupannya tak akan sempurna.
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Ar-Ra’d 19)
          Az-Zamakhsyari, dalam sebuah syairnya berkata:
            Malam-malamku untuk merajut ilmu yang bisa dipetik, menjauhi wanita elok dan harumnya leher
Aku mondar-mandir untuk menyelesaikan masalah sulit, lebih menggoda dan manis dari berkepit betis nan panjang
Bunyi penaku yang menari di atas kertas-kertas, lebih manis daripada berada di belaian wanita dan kekasih
Bagiku lebih indah melemparkan pasir ke atas kertas daripada gadis-gadis yang menabuh dentum rebana
Hai orang yang berusaha mencapai kedudukanku lewat angannya, sungguh jauh jarak antara orang yang diam dan yang lain, naik apakah aku yang tidak tidur selama dua purnama dan engkau tidur nyenyak, setelah itu engkau ingin menyamai derajatku
      Alangkah mulianya ilmu pengetahuan. Alangkah gembiranya jiwa seseorang yang menguasainya. Alangkah segarnya dada orang yang penuh dengannya, dan alangkah leganya perasaan orang yang menguasainya.
“Maka Apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan Dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?” (QS. Muhammad : 14)
Sumber : Buku “La Tahzan Jangan Bersedih” Karya DR. ‘Aidh al-Qarni


Rabu, 25 Februari 2015

Kenangan Lara

Kenangan Lara
Saat kau berjalan menyusuri indahnya dunia
Langkah kaki mu terhenti oleh adanya gangguan
Gangguan yang kian menyiksa
Ternyata sebuah kenangan lara yang menghancurkan

Aku tau, kenangan itu selalu tersimpan dalam benak
Tak bisa kita hapus dengan cara apapun
Karena itu semua sudah meresap dalam dada
Bahkan kau tutupi dengan beribu kenangan indah, tak akan pernah bisa
Hanya cara ini, kau bisa menghilangkan kenangan lara
Mensyukuri segala yang ada dan mengambil hikmah dari setiap kejadian

Kenangan itu bisa menjadi duri yang sangat tajam
Dengan mengingat kenangan lara, membuat dirimu tertusuk duri dan terluka
Maka dari itu, hapuslah kenangan lara dengan mensyukuri nikmat
Walaupun tak seberapa, setidaknya kamu mencoba untuk berusaha

Kenangan memberikan pelajaran amat berharga
Seperti pengalaman, iya pengalaman itu selaras dengan kenangan
Justru dari kenangan kau dapat belajar melangkah dengan nyata
Salah satunya, bagaimana menghadapi hidup yang lebih baik ke depan

Karya: MSFR

Kesedihan Satinem Korban Longsor Banjarnegara

Kesedihan Satinem Korban Longsor Banjarnegara
Kisah nyata seorang warga yang ditinggal oleh keluarganya, yaitu ibu Sakinem yang menjadi korban bencana peristiwa longsor banjarnegara. Mengapa harus ibu sakinem? Saya ingin mengangkat cerita ini karena dia menjadi salah satu warga yang menderita kehilangan keluarga terbesar di peristiwa longsor banjarnegara hingga mencapai 12 orang. Hampir seluruh keluarganya menjadi korban akibat longsor, dan yang tersisa hanyalah dia, bapaknya yang bernama Pak Tablani, dan cucunya.
Kejadian yang terjadi pada tanggal 12 Desember 2014 pada pukul 17.30 (hampir menjelang maghrib) banyak menelan korban jiwa, hingga berkisar 200 warga berdasarkan sumber liputan6.com. Kejadian ini sontak memberikan shockterapy bagi warga. Betapa tidak, banyak warga yang masih beraktivitas di luar rumah, kemudian tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras dan tak disangka turun lah tanah dari atas menuju ke bawah. Kejadian ini terjadi pada dusun Jemblung, desa Sampang, kecamatan Karangkobar. Kejadian yang memberikan pelajaran berharga khususnya bagi mereka masyarakat Banjarnegara. Mungkin masyarakat tidak akan pernah melupakan kejadian naas itu. Bencana ini menjadi momentum besar bagi ibu Sakinem, momentum kesedihan yang mendalam bagi dia, kehilangan keluarga besarnya akibat bencana longsor. Tidak hanya ibu Sakinem, warga yang lain pun merasakan betapa sedihnya akibat kehilangan keluarganya. Bukan hanya keluarga, tetapi harta yang selama ini dikumpulkan dan menjadi penopang kehidupan, tak luput oleh longsor nya tanah.
Ketika saya membaca berita itu, sontak hati ini berkata, “bagaimana kalo saya berada di posisinya? Apa yang harus saya lakukan?” Pertanyaan demi pertanyaan terus terngiang dalam benak. Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah memberikan cobaan kepada semua hambanya, yang sesuai dengan kesanggupan. Ketika saya berfikir dan bertanya lagi kepada diri saya, “apakah saya sanggup? Saya rasa itu sangatlah berat”. Tetapi ibu Sakinem ini sangatlah tegar dan sangat sabar menjalani kehidupan ini. Mungkin menurut Allah, ibu Sakinem ini sanggup menjalani cobaan yang begitu berat. Sudah berbagai cara ibu Sakinem coba, dengan cara mencari keluarganya di sisa-sisa reruntuhan, tak hanya itu ibu Sakinem mencari juga di posko-posko yang ada. Tetapi sampai saat ini, pencarian nya pun berujung pada kebuntuan.
Inilah kehidupan, ada kalanya kita mengalami kebahagiaan, ada kalanya kita mengalami kesedihan. Layaknya roda yang berjalan, kadang kita sedang diatas dan kadang pula kita dibawah. Hidup pula bagaikan berjalan, kadang kita berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan, kadang pula kita tersandung dan akhirnya jatuh. Bencana, kesengsaraan, dan kesulitan menjadi bumbu dalam kehidupan. Kita tak akan pernah merasa bersyukur apabila kita tidak pernah ditimpa kesusahan. Sekarang kita harus tau bahwa nikmat dan bencana adalah datangnya dari Allah, itu semua adalah ujian, tinggal bagaimana kita nya saja menyikapinya. Perilaku manusia pun yang sudah semakin membabi buta, menjadikan alam merasa geram. Alam meluapkan kemarahan nya dengan semua bencana yang ada, akibat siapa? Ya ulah manusia itu sendiri. Bencana datangnya memang tak pernah terduga, maka dari itu kita harus berjaga, agar tidak terperangkap oleh megahnya harta.
Kisah ibu Sakinem ini menginspirasi saya, betapa gigihnya ibu Sakinem untuk mencari keluarganya, tak peduli siang atau malam, semua nya dilakukan hanya satu, agar bisa bertemu keluarga. Bahkan dia tak segan-segan untuk pulang dari Sukabumi Jawa Barat karena mendengar kabar duka ini. Pelajaran yang saya dapatkan dari kisah ibu Sakinem ini, keluarga merupakan harta yang istimewa. Maka dari itu, sudah saatnya kita merenung bahwa ketika kita kehilangan keluarga, layaknya kehilangan segala perhiasan dunia. Apabila dari kalian ada keluarga yang sekarang masih hidup, jangan lupakan mereka dan selalu tukar kabar, apalagi sekarang sudah dipermudah dengan teknologi yang semakin canggih, kita bisa menggunakan handphone untuk sms atau telfon. Keluarga adalah lingkungan pertama untuk mendapatkan pelajaran, keluarga lah yang tau kekurangan kita, dan keluarga pula lah yang tau kelemahan kita. Jika kita sedih, maka tempat kembali kita ke keluarga, maka keluarga akan memberikan dukungan semangat serta doa agar terus tegar menghadapi kehidupan.
Bencana, memang itu semua sudah kuasa Tuhan. Tidak ada yang bisa mengelak dari ketetapan-Nya. Kita sebagai manusia, hanya bisa pasrah dan berdoa. Selain itu, kita harus bisa mengambil hikmah yang ada dari setiap kejadian, apapun itu, baik cobaan maupun rezeki. Semua itu adalah ujian yang diberikan oleh Allah. Hanya kepada Allah kita semua kembali, karena pada dasarnya kita adalah makhluk Allah yang ujungnya akan kembali ke Pencipta Semesta Alam.

Senin, 23 Februari 2015

Remaja Peduli Masjid (RPM), Gerakan Menyelamatkan Remaja Indonesia


Remaja Peduli Masjid (RPM), Gerakan Menyelamatkan Remaja Indonesia
Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia!
Masih ingat dengan quotes ini? Iya quotes yang dikatakan oleh presiden pertama kita. Presiden yang memberikan sejarah baru di Indonesia, motivator bangsa, serta panutan bagi seluruh masyarakat yaitu Koesno Sosrodihardjo akrab disapa Soekarno. Pantas jika namanya kita junjung tinggi, mengingat perjuangan beliau untuk memerdekakan Indonesia. Kembali ke quotes tadi, Soekarno menjelaskan bahwa masa depan bangsa, itu sangat tergantung dari pemuda nya. Maka tidak tanggung-tanggung, Bung Karno menyebutkan hanya butuh 10 pemuda untuk merubah dan mengguncangkan dunia.
Hari minggu kemarin tepatnya pada tanggal 15 Februari 2015, saya mengikuti acara dari pihak remaja peduli masjid Desa Rempoah Baturaden dengan tema kegiatan yaitu “Kajian Remaja: Valentine, Kasih Sayang tidak Sesederhana Sebatang Coklat”. Tujuan dari adanya kegiatan ini, bagaimana kita dapat menggembleng anak muda untuk mengerti apa itu hari Valentine Day yang sebenarnya. Mengadakan acara ini dikarenakan, mengingat bahwasanya banyak sekali remaja sekarang yang salah arah dan tujuan. Salah arah dan tujuan disini maksudnya, mereka tidak mengerti akan budaya Valentine dan sejarah dari kejadian Valentine itu sendiri. Remaja ini hanya mengikuti trend yang ada sekarang, tidak memikirkan dampak negative yang ada. Media dan oknum-oknum tertentu, ikut terlibat dalam menyajikan betapa indahnya hari kasih sayang dengan tujuan pragmatis yaitu profit. Mereka menampilkan bahwa hari kasih sayang atau Valentine Day haruslah dengan memberikan coklat dengan pasangan, dan yang lebih miris lagi, ada bungkus coklat Valentine yang sengaja disisipkan kondom, astaghfirullah. Ini akan menjadi permasalahan besar ketika remaja tidak diarahkan secara maksimal, maka akan menjadi kebudayaan buruk dan cerminan tidak baik bagi remaja khususnya remaja yang nantinya akan menjadi calon pemimpin bangsa.
Berbicara tentang fenomena Valentine pada tahun ini, dari sumber vivanews.com mengatakan bahwa razia pasangan mesum yang belum memiliki SIM (Surat Izin Menikah) di hotel-hotel, yang diadakan pada hari sabtu tanggal 14 Februari dan minggu 15 Februari tercatat sebanyak 339 pasangan. Mereka semua berasal dari berbagai kalangan, dan salah satunya pelajar SMK pun ikut terjaring. Kemudian dari sumber liputan6.com, pasangan yang terjaring tidak hanya dari kalangan remaja, sebagian mereka juga dari kalangan pria dan wanita dewasa. Ratusan pasangan mesum itu diangkut dari hotel menuju markas Satpol PP Surabaya menggunakan truk untuk didata, dan diberi pembinaan. Sangat memprihatinkan? Memang inilah yang terjadi di bangsa kita sekarang. Kurangnya pembinaan pada anak remaja menjadikan mereka bebas dan mendewakan hawa nafsu nya. Apakah remaja yang seperti ini, yang akan memimpin bangsa kita kelak? Saat remaja saja sudah seperti itu, bagaimana untuk memimpin sebuah negara? Saya hanya akan bilang “APA KATA DUNIA” hehe.
Dengan adanya kegiatan RPM (Remaja Peduli Masjid) sangatlah membantu agar dapat menyelamatkan remaja yang tersesat dan tak tahu arah. Kalau kita asumsikan saja gerakan tersebut diadakan serentak di berbagai wilayah, saya yakin gerakan ini akan memberikan dampak positif untuk remaja khususnya dan mendapatkan citra positif dari masyarakat. Remaja yang ada di rempoah ini adalah remaja yang kreatif dan berani mengambil langkah konkrit. Melihat ketidakberesan dan kesalahpahaman yang ada di masyarakat sekarang terutama kaum remaja. Sudah sepantasnya kegiatan ini selalu diadakan agar remaja-remaja dapat dibina hingga menjadi remaja yang bisa memimpin bangsa di masa depan kelak.
Saya berharap kegiatan RPM ini menjadikan sebuah catatan kebangsaan yang positif, bagi mewujudkan cita-cita bangsa dengan mendidik kaum remaja. Jika program baik ini terus berjalan tanpa adanya hambatan, maka kita bisa membangun iman remaja serta turun serta membasmi kemungkaran di dunia. Ketika semua sudah berjalan selaras, maka quotes Bung Karno tadi akan tercapai dengan adanya RPM. 
Setelah selesai acara kemudian foto bersama. Terus berjuang para remaja!