Kamis, 08 Januari 2015

Benih Kejujuran

Benih Kejujuran
Alkisah, ada seorang pengusaha sukses yang sudah mulai lanjut usia dan merasa harus segera memilih pengganti untuk mengambil alih bisnis yang dia kelola. Tapi bukannya memilih salah satu direksi atau anak-anaknya, ia malah memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Dia memanggil semua eksekutif muda di perusahaannya bersama-sama. Dia berkata, “Sudah saatnya bagi saya untuk mengundurkan diri dan memilih CEO berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian”.
Para eksekutif muda itu terkejut, tapi bos mereka melanjutkan, “Saya akan memberikan kalian masing-masing sebuah benih hari ini. Satu benih yang sangat istimewa. Saya ingin kalian menanam benih itu, disiram setiap hari dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang telah kalian hasilkan dari benih yang saya berikan kepada kalian itu. Saya kemudian akan menilai tanaman yang kalian bawa dan tanaman yang saya pilih artinya pemiliknya akan menjadi CEO berikutnya”.
Seorang pria bernama Jim ada di antara para eksekutif itu dan dia seperti yang lainnya, menerima satu buah benih tanaman. Dia pulang ke rumah dan penuh semangat mengatakan kepada istrinya tentang bagaimana benih itu bisa membuatnya menjadi seorang CEO di perusahaannya sekarang. Istrinya pun membantu suaminya mendapatkan pot, tanah, dan kompos lalu segera menanam benih.
Setiap hari Jim menyiramnya dan melihat apakah bibit itu tumbuh. Setelah sekitar tiga minggu, beberapa eksekutif lainnya mulai berbicara tentang bibit dan tanaman yang mulai tumbuh. Jim terus memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Sekarang, orang lain sedang berbicara tentang tanaman mereka, tapi Jim tidak memiliki tanaman dan ia merasa gagal.
Enam bulan berlalu masih ada benih dalam pot Jim. Dia hanya tahu bahwa ia telah membunuh benihnya. Setiap orang memiliki pohon dan tanaman tinggi, tapi dia tidak. Jim tidak mengatakan apa-apa kepada rekan-rekannya, namun dia hanya terus menyiram dan memberinya pupuk. Dia begitu ingin melihat benihnya itu tumbuh.
Setahun akhirnya berlalu dan semua eksekutif muda dari perusahaan tersebut membawa tanaman mereka ke CEO-nya itu untuk diperiksa.
Jim mengatakan kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot yang kosong. Tapi istrinya meminta untuk bersikap jujur tentang apa yang terjadi. Jim merasa sakit perut karena itu akan menjadi saat yang paling memalukan dalam hidupnya. Tapi ia tahu istrinya benar.
Dia membawa potnya yang kosong ke ruangan rapat itu. Seketika Jim kagum pada berbagai tanaman yan ditanam oleh eksekutif lainnya. Tanaman mereka sangat indah dalam segala bentuk dan ukuran.
Jim menaruh potnya yang kosong di lantai dan banyak rekan-rekannya tertawa. Beberapa orang bahkan merasa kasihan padanya!
Ketika CEO tiba, ia mengamati ruangan dan disambut para eksekutif muda. Jim hanya mencoba bersembunyi di belakang.
“Saya lihat tanaman kalian telah tumbuh menjadi sebuah pohon dan bunga yang sangat bagus-bagus,” kata CEO. “Hari ini salah satu dari kalian akan ditunjuk menjadi CEO berikutnya!” lanjutnya.
Tiba-tiba sang bos melihat Jim di belakang ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan direktur keuangan untuk membawanya ke depan.
Jim sangat ketakutan. Dia berpikir, “CEO tahu aku gagal! Mungkin dia akan memecat saya!”
Ketika Jim tiba di depan, sang CEO bertanya apa yang terjadi pada tanamannya. Jim lantas mengatakan kepadanya bagaimana tanaman itu sudah dia rawat dan disiram setiap hari dengan benar, namun taka da tumbuh apapun disitu.
CEO meminta semua orang untuk duduk, kecuali Jim. Dia menatap Jim dan kemudian mengumumkan kepada semua eksekutif muda yang hadir di sana, “Lihatlah chief executive officer berikutnya! Namanya adalah Jim!”
Jim tidak bisa percaya. Jim bahkan tidak bisa membuat bibit itu tumbuh. “Bagaimana dia bisa menjadi CEO yang baru?” Tanya yang lain.
Kemudian CEO berkata, “Satu tahun lalu aku memberikan semua orang di ruangan ini benih. Aku bilang untuk mengambil benih itu, menanamnya, menyiramnya, dan membawanya kembali ke saya hari ini. Tetapi aku memberikan kalian bibit yang sudah direbus. Mereka sudah mati. Bibit itu tidak mungkin tumbuh. Kalian semua, kecuali Jim, membawakanku pohon dan tanaman juga bunga. Kalian mengetahui bahwa benih itu memang tidak akan tumbuh, namun kalian menukarkan dengan bibit lain yang bisa tumbuh. Jim adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran untuk membawakan pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi chief executive officer!”

(Sumber: Buku “Bukan Untuk Dibaca The Most Inspiring Story” karya Deassy M. Destiani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar