Senin, 12 Januari 2015

Cinta yang berkelas



Cinta yang berkelas
Cinta berkelas itu, rela menunggu hingga waktunya tiba, tiba saatnya untuk mencintai seseorang yang berkelas
Cinta berkelas itu, bukan menuntut keadaan pasangan sempurna, tetapi keduanya harus saling mengisi kekurangan, ingat manusia tidak ada yang sempurna
Cinta berkelas itu, berani datang ke rumah kemudian melamar, bukan dengan rayuan maut yang dilayangkan yang berisikan kalimat-kalimat palsu
Cinta berkelas itu, cinta yang mendekatkan seseorang kepada Tuhan, bukan malah menjadi jauh dengan Tuhan
Cinta berkelas itu, rela dan menerima apa adanya, bukan menerima ada apanya
Cinta berkelas itu, seperti bagian tubuh, ketika salah satu anggota tubuh merasakan sakit, tubuh yang lain pun ikut merasakan
Cinta berkelas itu, bisa menjadi partner yang baik, tentunya partner dalam menjalani hidup hingga akhir hayat
Cinta berkelas itu, layaknya sepasang sepatu, yang selalu melangkah beriringan
Cinta berkelas itu, mengawali hubungan yang benar ibarat menanam sesuatu yang baik, maka hubungan yang dihasilkan akan baik
Cinta berkelas itu, bukan yang tidak pernah ada konflik, justru konflik menjadi bumbu dalam percintaan layaknya asin, pahit, dan manis
Cinta berkelas itu, memiliki visi yang sama untuk menatap kehidupan ke depannya, ibarat berjalan dalam satu jalan yang sempit yang hanya bisa dilewati dengan satu motor, jika ada dua motor yang digunakan maka salah satu harus ditinggalkan
Cinta berkelas itu, dua insan yang sudah mengikat janji suci sehidup semati, dengan resiko apapun akan selalu bersama hingga maut menjemput

Tidak ada komentar:

Posting Komentar