Minggu, 01 Maret 2015

Mengambil Hikmah dari Seekor Burung



Mengambil Hikmah dari Seekor Burung
Allah SWT, Maha Pencipta Segala dan yang Menguasai Segala alam raya. Ketika Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di jagat raya, kita tidak akan pernah menemukan sesuatu yang sia-sia dalam penciptaannya. Semua tersimpan hikmah dan pembelajaran bagi orang yang mau berfikir. Salah satunya adalah, Allah menciptakan hewan yang memiliki sayap yang bisa terbang bebas, kemanapun perginya tidak ada yang menghalanginya, yaitu burung.
Ketika kita pergi ke sawah, kemudian kita melihat padi-padi yang sudah mulai menguning dan siap untuk di panen, kalian akan melihat bahwa petani memasang alat untuk mengusir burung seperti lonceng. Kenapa lonceng ini dibuat? Karena burung-burung tadi akan memakan padi yang ada di sawah. Burung-burung ini terkadang bergerombol, kadang hanya sendiri, dan mereka sudah mengintai padi-padi yang mulai menguning.
Disini saya mengambil satu pelajaran penting, ternyata burung itu sedang berusaha, berusaha apa? berusaha untuk mencari makan. Burung itu datang ke ladang sawah untuk memakan padi yang ada, kemudian ketika burung sudah merasa kenyang maka mereka pergi. Burung tadi tidak menunggu di sarangnya dan menunggu keajaiban. Burung tadi berusaha dengan mengepakkan sayap nya, terbang kesana kemari untuk mencari makanan. Mereka berani keluar dan mencari, bahkan ketika ada mangsa yang mengintai, mereka tidak takut untuk keluar. Mereka juga tidak membawa makanan untuk hari esok, karena burung tadi merasa, belum tentu besok masih bisa hidup. Maka dari itu burung tadi makan hanya secukupnya, tidak berlebihan.
Dari penjelasan diatas, saya merasa malu dan geram ketika ada manusia yang hanya diam di rumah, tidak keluar mencari rezeki karena manusia ini menganggap bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Ini sama saja mencari pembenaran dalam kemalasan. Manusia yang hanya beribadah saja tanpa ada usaha untuk mencari nafkah, sama saja mendzolimi diri sendiri. Burung saja berani keluar untuk meninggalkan sarang hanya untuk apa? Untuk makan, untuk mencari rezeki. Apakah burung ini tidak tahu kalo hidupnya di jamin Allah? Burung itu tahu, tetapi apa? Kita juga harus mencarinya, karena pada dasarnya Allah sudah menebarkan rezeki yang ada di dunia, tinggal kitanya seperti apa, apakah mau mengambilnya atau tidak. Burung saja yang tidak memiliki akal tau akan hal itu, maka seharusnya manusia lebih paham dan lebih mengerti.
Memang Allah sudah mengatur rezeki kita pada saat kita berada dikandungan ibu kita dalam 4 bulan. Tetapi, disini Allah memberikan kita akal untuk berfikir dan tenaga untuk bekerja. Bukan karena rezeki kita diatur justru kita menjadi malas dengan melakukan pembenaran bahwa kita hanya berdoa saja dan menunggu dirumah serta mengatakan “kalo rezeki akan datang kok”. Itu salah dan tidak benar. Justru rezeki itu harus dijemput, seperti burung yang mencari makanan, bukan makanan yang datang sendiri ke burungnya, justru burungnya pergi meninggalkan sarang untuk mencari makanan. Rezeki itu akan datang ketika seseorang berusaha dengan sekuat tenaga, maka bayaran yang setimpal adalah rezeki yang didapatkan.
Sudah sepatutnya kita belajar dari burung. Kalo kita mau berfikir, maka kita akan menemukan hikmah yang teramat dalam. Manusia yang derajatnya lebih tinggi karena diberikan akal dan perasaan, sepatutnya dapat merenung dan mencontoh dari hewan yang memiliki sayap ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar