Rabu, 04 Maret 2015

Pohon Itu


Pohon Itu
Terbayang dengan pohon itu, pohon yang memberikan banyak kenangan indah. Saat aku lelah dan merasa kepanasan, aku selalu singgah di pohon itu. Pohon itu bagaikan rumah kedua bagiku. Pohon itu juga yang membuat aku bahagia, karena pohon itu juga yang telah memberikan kesegaran yang nyata, serta oksigen yang baik untuk kesehatanku. Aku ingat pohon itu, iya pohon dekat rumahku yang selalu aku singgahi setiap waktu” Aku berkata dalam hati sembari mengingat masa lalu yang sangat menyenangkan dengan pohon itu.
            Dulu, aku memiliki tempat spesial dimana ketika aku lelah, aku selalu mampir ke pohon itu. Pohon yang cukup tinggi serta daun nya yang amat rindang, pohon itu memiliki keunikan tersendiri. Keunikan apa itu? Tak tahu kenapa ketika aku singgah di pohon itu, aku merasakan kenyamanan dan ketenangan. Itu yang membuatku senang berlama-lama di pohon tersebut, bahkan suatu kali aku pernah tertidur pulas di pohon itu. Terkadang ketika aku merasa suntuk dan bosan, aku mampir sejenak ke pohon tersebut. Iya pohon itu memberikan sebuah makna yang mendalam. Itu sudah lama sekali, aku kembali mengingat moment itu dan berfikir suatu saat aku bisa kembali ke pohon tersebut, dan mengalami masa kecil yang menyenangkan lagi.
            Tapi tak di duga, setelah sekian lama aku meninggalkan rumah, pohon yang berdiri tegak dan kokoh itu lenyap dan hanya tersisa kenangan saja. Tak kusangka bahwa ternyata pohon tersebut telah ditebang untuk membuat proyek perumahan baru. Pohon yang selama ini memberikan makna yang amat luar biasa, sekarang hanya menjadi kenangan yang lara. Setelah sekian lama aku pergi, tak kusangka pohon tersebut telah tiada. Hati ini tak kuasa menahan tangis dan duka. Kesedihan ini tak bisa dipungkiri, betapa banyak kenangan bersama dengan pohon itu, kenangan manis tanpa ada pahit. Kenangan yang hingga kini masih membekas.
Kini pohon itu telah tiada. Sekarang aku duduk diam dan termenung, sembari memikirkan apa yang harus dilakukan. Aku kemudian bergumam dalam hati, “Kenapa aku tak menanam pohon lagi saja ya di tempat yang berbeda? Kali aja pohon itu bisa bermanfaat”. Dengan cepat dan langkah yang penuh harap, akhirnya aku memulai untuk menanam pohon kembali. Setelah mencari tempat yang pas,  kemudian aku gali tanah, dan memulai untuk menanam. Aku tau, untuk menunggu nya tumbuh tinggi dan besar membutuhkan waktu yang cukup lama, tapi dengan ini aku menjadi belajar banyak hal. Setidaknya aku tidak berlarut dalam kesedihan, serta ada kemauan untuk berubah dan berfikir cerdas. Ketika sudah memiliki pemikiran cerdas, kita imbangi dengan aksi nyata, agar tidak sia-sia pemikiran cerdas yang muncul.
Ternyata aku tau apa maksud Tuhan mengirimkan seseorang untuk menebang pohon ini, agar aku berfikir untuk bisa menumbuhkan kembali, pohon yang sama walaupun di tempat yang berbeda. Tidak masalah membutuhkan waktu yang lama, tapi manfaatnya nanti untuk dunia, akan sangat besar. Kalo melihat fakta di Indonesia, di wilayah Kalimantan yang selama ini dipuji-puji akan kekuatan hutan nya dengan berates-ratus pohon, sekarang hanya tinggal beberapa saja karena ulah-ulah manusia yang serakah. Ditebang tanpa ada penanaman kembali, tidak adanya reboisasi yang optimal, maka alam pun marah dan murka.
Akhirnya aku tau apa maksud dari semua ini. Akhirnya aku belajar bahwa kita harus menjaga pohon-pohon yang ada, karena pohon menjadi penobang bagi dunia, berkat pohon pula kita bisa menikmati air dalam jumlah banyak. Kalo bukan kita sebagai manusia yang menjaga, lalu siapa lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar