Rabu, 17 Desember 2014

Atheist : Orang yang Berfikir



Atheis = Orang Yang Berfikir
Atheis, mungkin kita sudah sering mendengar kalimat ini, sudah tidak asing lagi bagi masyarakat pada umumnya. Atheis bisa dikatakan adalah seseorang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan, atau menyebutkan dirinya sebagai orang yang tidak memiliki agama. Mereka yang merasakan seperti ini adalah orang-orang yang tidak menemukan jawaban yang logis dari agama mereka, atau karena kecanggihan ilmu dan teknologi, atau bisa juga orang yang memang menobatkan dirinya ingin tidak memiliki agama, karena menurut mereka agama itu menjadi sebuah penghambat dalam hidupnya. Sesuai dengan perkataan Karl Max bahwa agama itu adalah candu bagi masyarakat, maka agama menurut Dia, khususnya orang-orang yang memiliki ideology yang sama akan mengatakan agama itu sesuatu yang negative, agama itu menghambat, agama tidak memberikan gerak bebas untuk manusia, dan agama ini bisa menjadi sebuah candu yang luar biasa, mana kala agama menerangkan bahwa adanya surga dan neraka, dengan gambaran surga itu hal yang baik dan sesuatu yang menyenangkan sedangkan neraka adalah hal yang buruk dan sesuatu yang sangat tidak enak untuk ditinggali.
Mengapa saya mengatakan bahwa atheis adalah orang yang berfikir?? Saya melihat video yang saya download dari youtube, dengan judul “Satu jam bersama dengan Ustad Felix Siauw” dalam sebuah stasiun televise, dalam video tersebut bercerita tentang bagaimana perjuangan beliau dalam masuk Islam hingga akhirnya beliau menjadi seorang pendakwah luar biasa, dan yang paling mencengangkan dari beliau adalah seorang dari keturunan tionghoa, yang dulunya menganut agama katolik. Beliau bercerita bahwasanya umur 13 tahun sudah menjadi atheis dengan alasan bahwa agama katolik itu menurutnya tidak masuk akal, bahkan beliau mencari dan bertanya-tanya dengan seorang yang dikiranya pintar dalam hal tersebut, tetapi tidak ada satu jawaban pun yang memuaskan. Dan akhirnya beliau menemukan Islam pada saat beliau menempuh di bangku kuliah dengan berdebat panjang dengan seorang ustad yang akhirnya bisa mengetuk hati beliau untuk menerima Islam.
Dengan fakta yang riil tersebut, bahwasanya orang atheis ini adalah orang yang berfikir, orang yang mau mencari tahu akan hakikat hidupnya, merasa tidak puas dengan memahami agama yang hanya menggunakan hati dengan mennghilangkan unsur akal/logika. Kita sebagai Islam yang notabene keturunan, biasanya lebih rapuh dalam keislamannya, mengapa??? Karena kita hanya mengikuti agama dari kedua orang tua kita, jadi kita hanya bisa menerima dan melakukan apa yang diperintah oleh kedua orang tua kita saja, tanpa memikirkan dengan logika dan tidak ada pertanyaan dalam diri “Mengapa kita melakukan seperti ini”. Orang atheis ini adalah orang yang sudah setengah dalam mengucapkan kalimat syahadat dalam Islam, atau ditulis La Illaha, atau tidak ada Tuhan. Ketika orang atheis ini menemukan agama kebenaran yaitu Islam, maka orang atheis ini dalam segi aspek agama nya lebih kuat ketimbang orang-orang yang menganut Islam hanya keturunan. Seperti ustad Felix yang berawal dari atheis dan tentu saja dengan perjuangan yang sangat lama untuk menemukan cahaya Islam. Tetapi tidak berarti bahwa Islam keturunan tidak bisa melakukan hal yang orang-orang atheis lakukan, tentu saja bisa, asalkan kita ingin mencari dan mengkaji lebih mendalam akan agama kita, tentu kita pasti akan menemukan kebenaran, dan memandang bahwa Islam itu benar sesuai hati nurani dan akal manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar