Senin, 15 Desember 2014

Jangan Menuhankan Dunia



Jangan Menuhankan Dunia
Terkadang dalam kehidupan, manusia selalu disibukkan dengan pekerjaan, pekerjaan yang melekat dengan dirinya, ada yang menjadi polisi, tentara, mahasiswa, guru, dosen dan lain sebagainya. Bahkan kita disibukkan dengan urusan dunia ketimbang dengan urusan akhirat. Urusan akhirat selalu dibuat “belakangan”, karena memang pekerjaan dunia menyibukkan kita dan menyita waktu cukup banyak. Manusia yang hebat adalah bagaimana dia mengimbangi antara kedua, antara dunia dan akhirat berjalan selaras. Ketika kita tidak bisa mengimbangi, biasanya akan muncul perasaan yang mungkin ini memang tidak disadari sebelumnya, yaitu “menuhankan dunia”.
Menuhankan dunia, seakan-akan sesuatu yang ada di dunia sangatlah penting dan kita menjadi lupa dengan akhirat. Menuhankan dunia, bahkan kita rela mati-matian mengejarnya tanpa diimbangi dengan akhirat. Kita terkadang merasa sangat kehilangan ketika semua kehidupan yang ada di dunia kita diambil oleh Allah, padahal itu semua hanyalah titipan, orang barang titipan ya kalo memang yang menitipkan mau ngambil lagi harusnya ga masalah kan?? Tapi tidak demikian untuk orang yang menuhankan dunia, rasa dahaga dan selalu haus akan  harta, tahta, dan wanita itu semua tidak akan lepas dari mereka yang menuhankan dunia. Bahkan mereka rela membunuh orang yang dicintai karena apa?? Demi mengharapkan dunia,  padahal ketika kita tau apa esensi kehidupan dunia, dunia ini ibarat persinggahan sementara layaknya anda berjalan kemudian anda berhenti sejenak untuk meneduh di pohon besar, sesuatu yang fana, tidak kekal, dan inkonsisten, toh ya tetap saja manusia masih tergiur dengan rayuan maut dunia ini.
Jika kita menitikberatkan mencari kehidupan akhirat dan tidak memikirkan dunia pun juga itu adalah tindakan yang tidak benar, karena manusia memiliki akal untuk berfikir, dimana kita sekarang adalah hidup di dunia, maka hiduplah di dunia sewajarnya, carilah sesuatu yang bermakna di dunia dan berdayakan semua harta untuk menolong sesama tidak untuk dikonsumsi secara pribadi. Hidup itu harus seimbang, seimbang disini bisa menjalankan aktivitas dunia dan aktivitas akhirat, janganlah kita menuhankan dunia, jika kita berbuat demikian, berarti kita memang menitikberatkan hidup kita dengan dunia, dan sekali lagi, percuma jika kita mengharap dunia kekal, karena dunia tidak akan pernah kekal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar