Senin, 29 Desember 2014

Sekolah Favorit Bukan Jaminan Seseorang Sukses

Sekolah Favorit Bukan Jaminan Seseorang Sukses
Dalam pikiran saya terbesit sebuah pemikiran bahwa, kita sebagai manusia haruslah berkualitas, berkualitas dalam jasmani dan rohani. Dalam jasmani, salah satu bagian terpenting adalah pendidikan yang layak. Pendidikan disini, terutama di negeri saya Indonesia,memiliki tahapan dari TK hingga Universitas, itu tahapan pada umumnya. Salah satu penilaian kita pada umumnya adalah, mencari sekolah yang mampu mengeluarkan lulusan terbaiknya. Ini sudah menjadi hal yang lumrah, ketika ada istilah “sekolah favorit” karena memang di dalam nya terdapat manusia-manusia yang cerdas yang memiliki kemampuan otak di atas rata-rata. Sekolah favorit ini menjadi salah satu tolak ukur orang tua kepada anak, bahwasanya kita dituntut untuk dapat masuk dalam sekolah tersebut dan kemudian dapat bersaing dengan anak-anak pintar lainnya. Lalu bagaimana jika orang tua terlalu memaksakan anaknya untuk sekolah di “Sekolah Favorit” sedangkan anak tersebut tidak mampu? Bukan berarti anak tersebut tidak pintar, bukan berarti anak tersebut bodoh, tetapi tidak selalu “Sekolah Favorit” memberikan lulusan yang terbaik dan membanggakan, dan tidak selamanya lulusan dari “Sekolah Favorit” itu bisa menjadi manusia yang sukses.
Saya disini menekankan bahwa, tidak selamanya “Sekolah Favorit” itu menjadi suatu hal yang harus dibanggakan. Ketika kita tidak termasuk di dalamnya bukan suatu akhir dari kehidupan. Karena inti dari pendidikan adalah bagaimana kita sebagai orang pencari ilmu memanfaatkan segala sesuatu yang ada, membentuk pemikiran dan logika kita, dan menjadi dewasa akan ilmu yang kita miliki. Jadi sebenarnya sekolah di mana pun, itu ya sama saja tergantung dari seorang pencari ilmu itu. Ketika dia memang benar-benar maksimal memanfaatkan segala sesuatu yang ada, pasti dia akan memperoleh hasil yang memuaskan, tetapi jika sebaliknya, maka akan terpuruk lah dia. Bukan berarti saya memberikan masukan untuk tidak masuk sekolah yang favorit, bukan seperti itu, tetapi kita tidak harus bersedih dengan cara yang berlebihan ketika kita tidak dapat masuk ke dalam “Sekolah Favorit”. Kita tidak boleh melenceng dari tujuan pendidikan itu sendiri, tidak boleh lepas control dari tujuan mencari ilmu itu sendiri. Tujuan mencari ilmu yang awalnya baik akan menjadi rusak ketika kita merasa menyesal, kecewa, dan merasa rendah ketika tidak bisa masuk di “Sekolah Favorit”.
Sudah sepantasnya kita mengetahui esensi dari mencari ilmu sendiri. Menurut saya, ilmu itu sangatlah luas dan beragam, dengan kita mencari ilmu menjadikan diri kita lebih dewasa, lebih mawas diri, dan bijak dalam mengambil keputusan. Bahkan dalam Islam seseorang yang mencari ilmu, pahala nya seperti jihad di jalan Allah, Allah pun sangat menjunjung tinggi orang yang berilmu, bahkan tidak segan-segan Allah memberikan jaminan  surga bagi orang yang mau mencari ilmu serta menerapkan ilmu nya dalam sendi kehidupan. Janganlah patah semangat ketika kita tidak bisa masuk dalam “Sekolah Favorit” karena inti dari pendidikan bukan background dari sekolah tersebut, tetapi bagaimana kita dapat memaksimalkan segala fasilitas yang ada, walaupun kita termasuk bukan di sekolah favorit. Jadi rubah main set kita untuk memahami bahwa tidak harus ke “Sekolah Favorit” untuk menjadi sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar